marquee

SUKSESKAN PUNCAK PERINGATAN HARI NUSANTARA TAHUN 2016 >>> 13 Desember 2016, di Pelabuhan Lewoleba, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Selasa, 08 Desember 2015

HARI NUSANTARA 2015 : KEKAYAAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL UNTUK PEMBANGUNAN INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA GUNA MEWUJUDKAN KEJAYAAN DAN KEMAKMURAN BANGSA

Di setiap penghujung tahun tepatnya 13 Desember, bangsa Indonesia memperingati Hari Nusantara. Hari Nusantara merupakan event kelautan nasional yang menjadi momentum untuk mengingatkan kembali bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang bercirikan nusantara. Hari Nusantara juga diselenggarakan untuk membangkitkan kembali semangat kebaharian bangsa Indonesia serta meningkatkan pemahaman wawasan kelautan (kebaharian) dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

            Sejarah Hari Nusantara bertolak dari Deklarasi Djoeanda tanggal 13 Desember 1957 Deklarasi Djoeanda adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia mengenai wilayah perairan Indonesia yang isinya, antara lain menyatakan bahwa “Semua perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang masuk daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah bagian-bagian yang tak terpisahkan dari wilayah yurisdiksi Republik Indonesia”. Hal ini mengandung makna bahwa wilayah NKRI merupakan wilayah yang utuh dan bulat serta tidak dipisahkan antar pulau.
            Bertolak dari Deklarasi Djoeanda tersebut, maka pada tanggal 11 Desember 2001, Presiden RI Megawati Soekarnoputri, melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2001, menetapkan bahwa tanggal 13 Desember dinyatakan sebagai “Hari Nusantara”, dan resmi dinyatakan sebagai hari perayaan nasional.
            Sejak tahun 2000, puncak peringatan Hari Nusantara secara nasional telah dilaksanakan secara bergilir di berbagai daerah dan peringatan Hari Nusantara tahun ini merupakan yang ke-17 kalinya sejak dilaksanakan pertama kali tahun 1999 silam di Istana Negara Jakarta. Peringatan Hari Nusantara dilakukan dengan harapan masyarakat di seluruh Indonesia memahami jati diri Indonesia sebagai Negara Kepulauan dengan segala potensi sumberdaya kelautan dimiliki yang mampu memberikan kontribusi pada kemakmuran bangsa.
          Pada tahun 2015, Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral sebagai salah satu dari 14 Menteri anggota DEKIN, telah ditetapkan sebagai Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Nusantara Tingkat Nasional. Puncak acara peringatan Hari Nusantara kali ini akan  diselenggarakan pada tanggal 13 Desember 2015 di Banda Aceh, Provinsi Aceh. Provinsi Aceh dipilih sebagai acara puncak karena lokasinya yang strategis dan memiliki potensi sumberdaya kelautan yang besar dan dapat menjadi  penopang ekonomi masyarakat Aceh.
            Kekayaaan energi dan sumberdaya mineral  laut yang  terkandung di negeri tercinta Indonesia, baik yang terdapat di kolom laut dan di bawah dasar laut merupakan salah satu sumber ekonomi bangsadalam mewujudkan cita-cita dan agenda pembangunan menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.Semangat peringatan Hari Nusantara harus menjadi titik tolak untuk mewujudkan agenda nasional tersebut. Oleh sebab itu, tema yang diangkat dalam peringatan Hari Nusantara tahun ini adalah“Kekayaan Energi dan Sumberdaya Mineral untuk Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Guna Mewujudkan Kejayaan dan Kemakmuran Bangsa.”
            Dengan mengangkat tema pada sektor energi dan sumberdaya mineral, pelaksanaan Hari Nusantara kali ini ingin menegaskan bahwa sebagai negara kepulauan, kekayaan laut Indonesia merupakan modal pembangunan yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia. Biodiversitas serta kekayaan energi dan sumberdaya mineral dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi bangsa. Oleh karena itu, laut Indonesia harus dipahami, dikelola, dimanfaatkan, dijaga, dilestarikan dan harus ditegakkan kedaulatannya oleh seluruh bangsa Indonesia sesuai dengan amanat pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
            Tema tersebut mengandung makna bahwa pemanfaatan sektor energi dan sumberdaya mineral menjadi salah satu modal dasar dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur energi dan industri mineral untuk mendukung cluster industri maritim dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
            Implementasi pembangunan kelautan saat ini masih dihadapkan pada beberapa tantangan seperti belum tergarapnya potensi sumberdaya kelautan secara maksimal sehingga belum memberikan arti yang signifikan bagi pembangunan Indonesia. Laut belum dilihat sebagai sumber pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, pemecah masalah kemiskinan seperti yang  diharapkan dalam kebijakan pembangunan nasional. Luasnya wilayah laut dan potensi sumberdaya kelautan yang belum termanfaatkan diperkirakan mencapai USD 1,2 triliun per tahun. Jika disetarakan dengan PDB kurang lebih senilai 1,2 PDB Indonesia atau delapan kali APBN saat ini (Prof. Firmanzah, 2012)Dengan potensinya tersebut, seharusnya dapat menjadikan Indonesia  sebagai negara maritim terbesar di dunia.
            Momentum Hari Nusantara sangat tepat untuk menjadikan dan membawa kelautan sebagaimainstreaming pembangunan nasional. Kegiatan Hari Nusantara diawali dengan launching yang diselenggarakan pada tanggal 1 Juni 2015 di Cirebon. Kemudian Kementerian/Lembaga dan instansi-instansi baik di pusat maupun daerah melaksanakan berbagai kegiatan yang mengacu pada tema peringatan tahun 2015.
            Sinergi Kementerian/Lembaga pada kegiatan Hari Nusantara menjadi agenda penting bagi pemerintah sebagai salah satu upaya mewujudkan penguatan strategi pembangunan kemaritiman khususnya di daerah terpencil dan pulau-pulau terdepan. Hal tersebut sejalan dengan program Nawa Cita yang memfokuskan pembangunan desa dan daerah terpencil sebagai prioritas dalam pembangunan nasional melalui keterpaduan aktifitas pembangunan yang berbasis ekonomi maritim untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
            Beberapa kegiatan hasil sinergi beberapa Kementerian /Lembaga pada peringatan Hari Nusantara 2015 ini diwujudkan antara lain melalui kegiatan Pameran dan Seminar Kelautan di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesiapembangunan infrastruktur antara lain Proyek Percontohan Energi Bersih untuk Nelayan dan Pembangunan Desa NelayanSeminar dan Temu BisnisOpenship kapal Geomarin III,Seminar Nasional tentang Hukum LautPameran Potensi Daerah “Nusantara Expo”Bhakti Sosial dan Kesehatan seperti pembagian 1000 buah Lampu Petromat dan 2000 buah lampu surya kepada nelayan, Pelayanan dan Penyuluhan Pelaksanaan KB bagi Masyarakat Pesisir Aceh, Gerakan Bersih Pantai di seluruh Indonesia dan Penanaman Vegetasi PantaiOlahraga Bahari seperti Lomba Selam, Renang Laut, Lomba Dayung Tradisional, Kapal Layar Tradisional, dan Jet Sky Exhibition, Penyerahan bantuan 100Automatic Identification System (AIS) kelas B dan Deklarasi Pelaksanaan Keamanan Nelayan Indonesiaoleh BAKAMLA, serta kegiatan Up Date From The Region oleh Kementerian Luar Negeri, serta Proyek Percontohan Energi Bersih untuk Nelayan.
                         
Deklarasi Djoeanda
            Perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesatuan wilayah nusantara yang utuh, pertama kali dicetuskan melalui “Deklarasi Djoeanda” tanggal 13 Desember 1957. Konsep deklarasi ini mendasari perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi negara kepulauan (archipelagic state).
            Pernyataan Indonesia sebagai negara kepulauan saat itu tidak serta merta diakui, bahkan mendapat  tentangan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Australia, namun berkat perjuangan yang gigih dan memakan waktu yang panjang, konsep Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) diakui dunia setelah United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) disahkan pada tanggal 10 Desember 1982 dan Indonesia telah meratifikasinya dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985. Melalui penetapan itu Indonesia mendapat tambahan wilayah nasional sebesar 3,1 juta km2, dari semula wilayah perairan kita hanya 100.000 km2 sebagai warisan Hindia Belanda. Selain itu , wilayah perairan juga bertambah lagi 2,7 juta km2 sebagai Zone Economic Exclusive (ZEE) yaitu bagian perairan internasional yang di dalamnya Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk memanfaatkan sumberdaya alam termasuk yang ada di dasar laut dan di bawahnya.
            Melihat sejarah tersebutmaka Hari Nusantara adalah perwujudan Deklarasi Djoeanda yang dianggap sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia kedua. Peringatan Hari Nusantara menjadi suatu bentuk penghormatan atas keberanian bangsa Indonesia. Dengan pandangan visionernya, para pendirinegeri ini melihat ke depan dampak negatif dari warisan imperialisme  yang pada akhirnya mengkotak-kotakkan dan membatasi antara pulau satu dengan yang lain.
                Demi menumbuhkan kembali jiwa dan semangat bahari di kalangan generasi muda, para birokrat dan stakeholders, semua komponen masyarakat di seluruh pelosok tanah air diharapkan dapat ikut serta berpartisipasi memeriahkan dan memperingati Hari Nusantara. Salam Bahari!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar